Tumpukan R!NDU

Penantian yang berkarat
Mengikis kesabaran
Tanpa kicauan burung
Tanpa kesejukan embun
Tiap lembar kalender menjadi penanda
Kesetianku tak akan pernah ada habisnya
Walau hangatmu tak lagi dirasa
Entah seribu purnama longlongan serigala
Menunggu hanyalah sebuah kata
Karena cintaku adalah yang utama

Janji yang kau tebar dalam hatiku
Telah tumbuh dan berduri
Tak ada yang berani singgah
Hanya karena takut berdarah
Kata yang selalu kau ucap
"Jika menunggu itu menyenangkan maka itu adalah cinta"
Menjadi sihir untukku tetap kuat

Lamunan tiap dentingan jam
Tak menepis pikiran berlalu lalang
Ada satu nama yang belum sempat tercurahkan
Seperti ombak riak menyentuh tebing jurang
Sungguh perih saat air laut menghantam
Membisikkan kata masih pantas kah kau kurindukan

Akhir penantian bersama angin
Menggerakkan kelopak bunga menuju cakrawala
Berhenti diantara telapak tangan
Ujung rindu yang saling terikat
Menepis benci untuk singgah
Kaki melangkah menuju pusat rindu
Hingga retina saling beradu
Awal berjarak hingga kini tak bersekat
Bibir ini hanya ingin mengadu
Bahwa hati ini sungguh merindu

Tatapanmu seakan berbicara
Kerinduan hanya sebuah ilusi
Agar cinta tak selalu terintimidasi
Penantian panjang kini terobati
Tumpukan rindu yang sempat terbakar
Kini padam dengan sebuah genggaman
Kepercayaan menjadi pilar
Untukku dan untukmu yang bersabar

RaMbulan_Bae
Sen, 20220214: 7.43 A.m Jbr

Komentar